Penyebab Bulu Kucing Rontok dan Cara Mengatasinya

Sejauh yang saya tahu, bulu kucing rontok setiap hari tapi hanya dalam jumlah yang sedikit dan itu normal. Yang menjadi masalah adalah jika bulu kucing mengalami kerontokan berlebihan, apalagi sampai botak. Penyebab bulu rontok ada beberapa hal, dimana perawatan atas kerontokan ini disesuaikan dengan penyebabnya.

Alergi

Alergi makanan, obat-obatan, debu, gigitan serangga, serbuk sari bunga bisa menyebabkan bulu kucing rontok. Alergi menyebabkan gatal dan untuk meredakan rasa gatal itu kucing menjilati bulunya. Gatal yang sangat membuat kucing menjilati bulunya (grooming) berlebihan sampai menyebabkan kebotakan.

Cara mengatasinya carilah apa penyebab alerginya. Ingat-ingat apakah beberapa hari terakhir kucing kamu kasih makanan tertentu? Yang paling mengerti apa penyebab alergi itu tentu adalah dokter hewan.

Parasit

Parasit seperti pinjal (flea), caplak (tick), kutu (lice), dan tungau (mite) dapat menggigit kucing dan menimbulkan gatal. Beberapa kucing bahkan sensitif sekali pada antigen dalam air liur pinjal.

Sama seperti alergi, gatal-gatal karena parasit juga bisa membuat kucing melakukan grooming berlebihan. Masalah ini biasanya cukup mudah diatasi, dan bulu akan tumbuh kembali segera setelah parasitnya hilang.

Infeksi Ringworm

Ringworm bukanlah cacing namun infeksi jamur kulit alias kurap. Merupakan salah penyebab paling umum dari kerontokan bulu kucing, area tubuh kucing yang terkena infeksi ini bisa kehilangan bulu-bulunya.

Ringworm sangatlah menular, sering terjadi pada anak kucing atau kucing yang hidup berkelompok. Penularannya bisa dari hewan atau lingkungan yang terkontaminasi.

Gejala ringworm bisa berbeda di antara kucing, tetapi bulu cenderung rontok dengan pola tidak teratur atau melingkar. Bersamaan dengan itu timbul bercak kemerahan pada kulit yang dapat juga sekaligus bersisik.

Kurap ini dapat diobati dan dihilangkan, salah satunya dengan membersihkan lingkungan kucing secara menyeluruh. Pengobatan biasanya melibatkan penggunaan sampo atau obat lain untuk membatasi pertumbuhan jamur.

Stress

Kucing yang sangat stress bisa menggunakan grooming untuk menenangkan dirinya. Selain stress, kebosanan yang sangat bisa juga membuat kucing grooming berlebihan. Akibatnya bulu akan rontok dan bisa timbul kebotakan.

Cara mengatasinya cegahlah kucing saat ia ketahuan grooming berlebihan, bisa dengan mengajaknya bermain misalnya. Bosan bisa timbul karena lingkungan tidak memberi rangsangan, maka ajaklah kucingmu bermain, belikan dia mainan, atau mungkin sediakan cat tree untuknya memanjat.

Cari juga apa penyebab kucing menjadi stress. Kucing bisa stress karena suara bising, takut pada orang, takut pada benda, dan sebagainya.

Rasa Sakit

Kucing dapat melakukan grooming berlebihan pada area tertentu di badannya yang terasa sakit, sehingga bulunya akan lebih banyak rontok daripada biasanya. Kucing yang menderita artritis, misalnya, dapat terus-menerus menjilat persendian yang sakit karena nyeri, dan menjilati membantu meredakan ketidaknyamanan. Solusi yang logis adalah bagian yang sakit harus diobati.

Ketidakseimbangan Hormon

Hormon tertentu berperan dalam pertumbuhan bulu kucing, dan jika hormon itu tidak seimbang kucing bisa mengalami kebotakan dan kerontokan. Misalnya kucing hamil, ia bisa mengalami kerontokan karena saat hamil terjadi perubahan hormon.

Hyperthyroidism atau tiroid yang terlalu aktif, salah satu gejalanya adalah munculnya bercak kebotakan pada kucing. Selain itu penyakit cushing, kelainan metabolisme yang menghasilkan terlalu banyak kortisol, juga dapat menyebabkan kebotakan pada kucing.

Ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia untuk hyperthyroidism, termasuk pengobatan oral, dan pembedahan. Tentu sebaiknya ditangani oleh dokter hewan, juga untuk masalah hormon lainnya.

Kekurangan Nutrisi

Jika makanan kucing tidak memenuhi kebutuhan nutrisi kulit dan bulunya untuk tetap sehat, kucing bisa mulai mengalami kerontokan rambut atau setidaknya mempunyai bulu yang jelek. Kulit dan bulu kucing membutuhkan sejumlah besar protein agar bisa berfungsi dan tumbuh dengan bagus.

Sekitar 30% dari asupan protein harian kucing digunakan untuk memperbarui dan membangun kulit. Kekurangan protein berkualitas tinggi, atau banyaknya protein yang terlalu sulit dicerna, dalam makanan mereka, dapat menyebabkan bulu kucing lebih tipis, rapuh, dan bahkan rontok. Solusinya jelas dengan memperbaiki kualitas makanan harian kucing.

Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok

Umumnya, jika bisa diketahui penyebabnya, maka akan lebih mudah untuk menangani kerontokan dan kebotakan pada kucing. Dokter hewan akan memeriksa kucing untuk mengetahui penyebab kerontokan bulunya. Sampel bulu atau kulit mungkin akan diambil untuk pengujian ringworm dan parasit, sampel darah juga mungkin akan diambil.

Jika penyebabnya adalah stress maka cari tahu mengapa kucing stress dan hilangkan penyebab stress itu. Jika karena sakit di area tertentu, maka obati, apabila rasa sakit hilang bulu yang rontok juga akan berhenti karena kucing sudah tidak lagi grooming berlebihan.

Yang jelas apapun penyebab kerontokan bulu kucing, sebaiknya segera dapatkan penanganan dokter hewan. Dengan begitu secepat mungkin pertumbuhan bulu kucing akan segera dipulihkan.

Perlu diketahui juga bahwa ada bagian tertentu di tubuh kucing yang memang bulunya tipis. Misalnya bagian yang sering dia pakai untuk menggosokkan dirinya ke benda atau orang. Kucing saya sendiri yang longhair di bagian kepala dekat telinga bulunya tipis dan itu tidak mengapa.

Share your love
Purwanto
Purwanto

Konten blog ini hanya untuk pengetahuan dan hiburan. Meski saya berusaha memberikan informasi seakurat mungkin, konten yang ada bukan sebagai pengganti saran (dan semacamnya) dari dokter hewan. Kamu tetap harus berkonsultasi ke dokter hewan.

Saya juga terbuka untuk saran, kritik, dan senang sekali jika kamu ingatkan jika ada hal yang salah di blog ini. Mau kerjasama juga boleh misalnya guest post, promosi bisnis terkait kucing, dll.

Articles: 234

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *