4 Cara Membuat Pasir Kucing Sendiri

Tulisan ini membahas bagaimana cara membuat pasir kucing sendiri. Juga apa saja alternatif yang bisa digunakan selain pasir kucing komersil yang banyak dijual di pasaran.

Membuat Sendiri Pasir Kucing Dari Kertas Koran

Cara ini yang sepertinya paling populer di internet. Langkahnya cukup mudah:

  1. Sobek-sobek kertas koran, taruh di ember besar. Siram dengan air hangat yang dicampur sedikit sabun cuci piring. Biarkan koran dalam rendaman air hingga menjadi bubur.
  2. Buang airnya lalu rendam lagi, namun kali ini tanpa sabun. Buang airnya dan beri sedikit baking soda, sekitar satu sendok teh mungkin. Aduk/uleni dengan rata.
  3. Peras koran sekering mungkin. Taruh di penyaring (bisa beli saringan bambu di pasar), hancurkan gumpalan perasan koran menjadi remah-remah (butiran kecil) dan jemur beberapa hari hingga kering.
  4. Setelah kering, siap digunakan untuk kucingmu.

Kamu bakal perlu kertas koran atau kertas bekas dalam jumlah yang banyak. Apalagi jika ingin membuat banyak sekaligus untuk persediaan. Mungkin kamu bisa minta koran bekas ke saudara atau tetangga, atau bisa ijin membawa pulang sampah kertas kantor (yang bukan dokumen penting).

Serbuk Gergaji dan Serbuk Serutan Kayu

Saya pernah tinggal di kota yang banyak pengrajin mebel (furnitur) dari kayu. Di sana tiap hari banyak menghasilkan serbuk gergaji dari penggergajian, dan serbuk serutan kayu hasil dari penyerutan. Biasanya jadi sampah dan dibakar.

Kalau kamu tinggal di daerah seperti itu kamu bisa mendapatkannya gratis atau membelinya murah sekali. Bisa juga sih beli online di Shopee misalnya, cari memakai keyword serbuk kayu, serbuk gergaji, serbuk serutan kayu, atau serbuk kayu hamster.

Pemakaiannya mudah:

  1. Pertama periksa dulu barangkali ada benda berbahaya seperti beling, paku, dsb.
  2. Setelah aman langsung masukkan ke kotak pasir dan siap digunakan.

Serbuk gergaji saya sudah pernah mencoba dan ternyata lumayan menyerap bau. Tapi saya kurang suka ya karena debunya tanpa sengaja bisa terhirup oleh kucing dan saya. Apalagi saya baca debu serbuk kayu adalah karsinogen (penyebab kanker) bagi manusia dan kucing.

Peringatan: Jangan memakai serbuk kayu yang berasal dari kayu yang diawetkan. Karena ada kayu yang diawetkan menggunakan bahan berbahaya seperti bahan kimia, oli bekas, dan solar.

Pasir Sebagai Cat Litter

Pasir bisa didapatkan gratis, bisa dari sisa pembangunan rumah atau mengambil dari alam. Bisa juga beli eceran di toko bahan bangunan.

  1. Sebelum digunakan buang benda-benda dari dalam pasir seperti kerikil, batu, potongan kayu, dsb. Hal ini akan mudah dilakukan dengan cara mengayaknya.
  2. Pasir sebaiknya dicuci dahulu terutama jika banyak terdapat kotoran misalnya tanah. Masukkan pasir ke dalam wadah, beri air yang banyak dan aduk-aduk sampai airnya keruh. Buang air lalu ulangi prosesnya sampai air pencuci berwarna cukup jernih.
  3. Kemudian rebus pasir, untuk mematikan sebanyak mungkin bibit penyakit. Siapkan wadah, panci besar mungkin, isi air sekitar setengahnya. Masukkan pasir lalu rebus sampai mendidih, lalu aduk-aduk dan ulangi beberapa lama.
  4. Dinginkan rebusan pasir lalu saring, bisa menggunakan saringan, atau mungkin karung atau kain.
  5. Setelah itu kembali masukkan pasir ke wadah perebusan. Nyalakan api dan sangrai pasir sampai benar-benar kering.
  6. Setelah dingin, pasir siap digunakan.
  7. Bisa dicampurkan baking soda untuk mengurangi bau kencing kucing.

Kelemahan pasir ini gampang menempel di kaki kucing sehingga bisa mengotori lantai.

Pakan Ayam

Pakan ayam juga bisa digunakan sebagai cat litter. Namun pilih yang berbentuk pelet/butiran, jangan yang serbuk. Pakan ayam ini berbau jadi perlu dicampur baking soda untuk meminimalisir baunya, baru bisa digunakan. Saya pribadi tidak menyukai litter dari pakan ayam karena bisa mengundang serangga, tikus, dan hewan lainnya.

Selain 4 cara di atas saya yakin masih ada cara lain untuk membuat pasir kucing sendiri. Kalau kamu tahu cara yang lain, tolong sampaikan di komentar ya.

Share your love
Purwanto
Purwanto

Konten blog ini hanya untuk pengetahuan dan hiburan. Meski saya berusaha memberikan informasi seakurat mungkin, konten yang ada bukan sebagai pengganti saran (dan semacamnya) dari dokter hewan. Kamu tetap harus berkonsultasi ke dokter hewan.

Saya juga terbuka untuk saran, kritik, dan senang sekali jika kamu ingatkan jika ada hal yang salah di blog ini. Mau kerjasama juga boleh misalnya guest post, promosi bisnis terkait kucing, dll.

Articles: 234

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *